PERAN ASPEK PSIKOLOGI USIA PENERBANG 60 - 65 tahun
Drs.
Widura IM., M.Si.
Pendahuluan
Seperti telah diketahui, tanggal 23 Nopember 2006 ICAO telah menerbitkannya
Amandemen ke 167 terhadap Annex 1 yang memperpanjang batas usia pilot dari 60
tahun menjadi 65 tahun pada hari ulang tahunnya. Berbagai studi melaporkan kondisi aktual cukup mendukung
diberlakukannya amandemen ini, namun kajian-kajian ilmiah, khususnya aspek
psikologi yang terkait dengan usia kronologis dan performance pilot tetap perlu dicermati.
Dalam tulisan ini, penulis berupaya mengungkap beberapa pokok bahasan
psikologi yang perlu menjadi perhatian terkait dengan diberlakukannya batas
usia pilot di atas 60 tahun. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan teknologi penerbangan menempatkan porsi perhatian
aspek kognitif menjadi lebih besar, mengingat tuntutan tugas kompleks terhadap
kemampuan information processing,
seperti kemampuan analisis, dan pengambilan keputusan. Hal ini bukan berarti aspek yang berkaitan
dengan perseptual-motorik tidak perlu diperhatikan, terutama dalam fase take-off dan landing dan/atau di lingkungan penerbangan militer.
Teori Cognitive
Aging
Penurunan aspek inteligensi. Beberapa penelitian tentang inteligensi yang membedakan antara fluid intelligence (berhubungan dengan
proses informasi baru, dan working-memory)
dan crystallized intelligence
(berhubungan dengan pengetahuan, long
term-memory, dan informasi-informasi yang diperoleh melalui pembelajaran
dan pengalaman yang lama) menunjukan bahwa pilot berusia lebih tua
mengalami penurunan fluid intelligence
tapi tidak dengan crystallized
intelligence. (Hardy and Parasuraman, 1997)
Penurunan fungsi selektif terhadap informasi yang relevan (decline in inhibition).
Penelitian Hashes & Zacks, 1988 menunjukan bahwa pilot yang
usianya lebih tua terjadi penurunan
proses kognitif yang berfungsi menyeleksi informasi yang relevan dengan situasi
yang dihadapi oleh pilot. Dalam kondisi
ini, pilot seolah kebanjiran informasi yang tak semuanya penting untuk saat
itu.
Penurunan sumberdaya information
processing.
Pada usia pilot yang lebih tua terjadi penurunan kecepatan prosesing, kapasitas
working-memory, atau kapasitas
perhatian.
Perlambatan dalam berpikir. Perlambatan dalam berpikir ditemukan pada
indikasi menurunnya reaction-time.
(Binen, 1970; Cerella, 1994; Bashore, 1990; Hartley, 1992; dalam Hardy and
Parasuraman, 1997)
Disuse. Dengan asumsi bahwa berpikir adalah juga
keterampilan, maka akan terjadi penurunan performance
inteligensi bila tidak sering digunakan.
Pelatihan regular keterampilan berpikir
mencegah terjadinya penurunan kognitif.
Studi
tentang Cognitive Processing(Proses Kognitif).
Studi yang berkaitan dengan proses kognitif menyangkut empat
aspek; keterampilan perseptual-motorik,
daya ingat, perhatian (attention),
dan pemecahan masalah-pengambilan keputusan (problem solving-decision making).
Walaupun
otomasi kokpit pesawat modern mengalami perkembangan yang lebih menuntut pilot
memaksimalkan fungsi berpikir
dan melaksanakan tugas-tugas lebih strategis, namun keterampilan
perseptual-motorik tetap penting.
Terutama keterampilan yang berkaitan
dengan manuver dasar seperti take-off
dan climb, mempertahankan flight path, final approach, dan landing. Dan berbagai penelitian untuk semua jenis
pesawat menunjukan bahwa pilot yang usianya lebih muda perseptual-motoriknya
lebih baik dibandingkan pilot yang usianya lebih tua.
Penelitian yang
berhubungan dengan kokpit pesawat modern menuntut pilot untuk memaksimalkan
fungsi berpikir dan
melaksanakan tugas-tugas lebih strategis menyangkut pemecahan
masalah-pengambilan keputusan, menunjukan hasil yang bervariasi disamping
sedikit sekali penelitian yang terkait pada aspek ini. (Hardy and Parasuraman,
1997)
Faktor-faktor
Psikologis lainnya
Pilot merupakan kelompok
individu yang sangat terlatih. Pelatihan
sistematis dan pengalaman pilot yang signifikan meningkatkan keahlian (expertise) seorang pilot. Sebagai seorang yang terlatih dan expert di
bidangnya dicirikan oleh kemampuan dan otomatisasi keterampilannya. Tentunya
sejauhmana peran “keahlian“ ini berpengaruh perlu dipertimbangkan sebagai hal
yang mendukung (maupun yang merugikan), sehubungan diperpanjangnya batas usia
pilot pensiun.
Faktor
psikologi lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dengan diperpanjangnya batas usia
pilot pensiun; beban kerja dan manajemen
beban kerja (yang terkait dengan stressor
pilot), mental models (mindset), dan situation awareness, disamping keterampilan sosial, serta fatigue.
Interaksi antara keterampilan dasar kognitif yang telah diulas dengan
faktor-faktor psikologi lainnya tersebut patut dicermati. Faktor-faktor psikologi tersebut dan hasil
interaksi daripadanya mungkin bukan menjadi kriteria prasyarat psikologi yang
dipersyaratkan sehubungan dengan diperpanjangnya batas usia pilot, namun
penting diperhatikan yang perlu dikomunikasikan dalam bentuk briefing - debriefing, atau pelatihan
& indoktrinasi
Referensi
:
American Medical
Association, (2004). The Age 60 Rule,
Position Paper.
Broach, D.,
Joseph, K.M., dan Schroeder, D.J., (2003).
Pilot Age an Accident
Rates Report 3 : An Analysis of Professional Air Transport Pilot Accident Rates
by Age. Oklahoma City : Civil Aeromedical
Institute-Human Resources Research Division FAA.
Hardy, D.J., dan
Parasuraman, R., (1997). Cognition and Flight Performance in Older Pilots, dalam Journal of Experimental Psychology
:Applied, Vol , No 4, 313-348. American Psychological Association, Inc.