Kamis, 19 Juli 2012


PERAN ASPEK PSIKOLOGI USIA PENERBANG 60 - 65 tahun
Drs. Widura IM., M.Si.


Pendahuluan

Seperti telah diketahui, tanggal 23 Nopember 2006 ICAO telah menerbitkannya Amandemen ke 167 terhadap Annex 1 yang memperpanjang batas usia pilot dari 60 tahun menjadi 65 tahun pada hari ulang tahunnya.   Berbagai studi melaporkan kondisi aktual cukup mendukung diberlakukannya amandemen ini, namun kajian-kajian ilmiah, khususnya aspek psikologi yang terkait dengan usia kronologis dan performance pilot tetap perlu dicermati.
Dalam tulisan ini, penulis berupaya mengungkap beberapa pokok bahasan psikologi yang perlu menjadi perhatian terkait dengan diberlakukannya batas usia pilot di atas 60 tahun.  Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi penerbangan menempatkan porsi perhatian aspek kognitif menjadi lebih besar, mengingat tuntutan tugas kompleks terhadap kemampuan information processing, seperti kemampuan analisis, dan pengambilan keputusan.   Hal ini bukan berarti aspek yang berkaitan dengan perseptual-motorik tidak perlu diperhatikan, terutama dalam fase take-off dan landing dan/atau di lingkungan penerbangan militer. 

Teori Cognitive Aging

Penurunan aspek inteligensi.  Beberapa penelitian tentang inteligensi yang membedakan antara fluid intelligence (berhubungan dengan proses informasi baru, dan working-memory) dan crystallized intelligence (berhubungan dengan pengetahuan, long term-memory, dan informasi-informasi yang diperoleh melalui pembelajaran dan pengalaman yang lama) menunjukan bahwa pilot berusia lebih tua mengalami penurunan fluid intelligence tapi tidak dengan crystallized intelligence. (Hardy and Parasuraman, 1997)
Penurunan fungsi selektif terhadap informasi yang relevan (decline in inhibition).   Penelitian Hashes & Zacks, 1988 menunjukan bahwa pilot yang usianya lebih tua  terjadi penurunan proses kognitif yang berfungsi menyeleksi informasi yang relevan dengan situasi yang dihadapi oleh pilot.  Dalam kondisi ini, pilot seolah kebanjiran informasi yang tak semuanya penting untuk saat itu.
Penurunan sumberdaya information processing. Pada usia pilot yang lebih tua terjadi penurunan kecepatan prosesing, kapasitas working-memory, atau kapasitas perhatian.
Perlambatan dalam berpikir.  Perlambatan dalam berpikir ditemukan pada indikasi menurunnya reaction-time. (Binen, 1970; Cerella, 1994; Bashore, 1990; Hartley, 1992; dalam Hardy and Parasuraman, 1997)
Disuse.   Dengan asumsi bahwa berpikir adalah juga keterampilan, maka akan terjadi penurunan performance inteligensi bila tidak sering digunakan.  Pelatihan regular keterampilan berpikir mencegah terjadinya penurunan kognitif.

Studi tentang Cognitive Processing(Proses Kognitif).

Studi yang berkaitan dengan proses kognitif menyangkut empat aspek;  keterampilan perseptual-motorik, daya ingat, perhatian (attention), dan pemecahan masalah-pengambilan keputusan (problem solving-decision making). 
Walaupun otomasi kokpit pesawat modern mengalami perkembangan yang lebih menuntut pilot memaksimalkan fungsi berpikir dan melaksanakan tugas-tugas lebih strategis, namun keterampilan perseptual-motorik tetap penting.  Terutama keterampilan yang berkaitan dengan manuver dasar seperti take-off dan climb, mempertahankan flight path, final approach, dan landing.  Dan berbagai penelitian untuk semua jenis pesawat menunjukan bahwa pilot yang usianya lebih muda perseptual-motoriknya lebih baik dibandingkan pilot yang usianya lebih tua. 
Penelitian yang berhubungan dengan kokpit pesawat modern menuntut pilot untuk memaksimalkan fungsi berpikir dan melaksanakan tugas-tugas lebih strategis menyangkut pemecahan masalah-pengambilan keputusan, menunjukan hasil yang bervariasi disamping sedikit sekali penelitian yang terkait pada aspek ini. (Hardy and Parasuraman, 1997) 

Faktor-faktor Psikologis lainnya

   Pilot merupakan kelompok individu yang sangat terlatih.  Pelatihan sistematis dan pengalaman pilot yang signifikan meningkatkan keahlian (expertise) seorang pilot.  Sebagai seorang yang terlatih dan expert di bidangnya dicirikan oleh kemampuan dan otomatisasi keterampilannya. Tentunya sejauhmana peran “keahlian“ ini berpengaruh perlu dipertimbangkan sebagai hal yang mendukung (maupun yang merugikan), sehubungan diperpanjangnya batas usia pilot pensiun.
            Faktor psikologi lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dengan diperpanjangnya batas usia pilot pensiun;  beban kerja dan manajemen beban kerja (yang terkait dengan stressor pilot), mental models (mindset), dan situation awareness, disamping keterampilan sosial, serta fatigue.  Interaksi antara keterampilan dasar kognitif yang telah diulas dengan faktor-faktor psikologi lainnya tersebut patut dicermati.   Faktor-faktor psikologi tersebut dan hasil interaksi daripadanya mungkin bukan menjadi kriteria prasyarat psikologi yang dipersyaratkan sehubungan dengan diperpanjangnya batas usia pilot, namun penting diperhatikan yang perlu dikomunikasikan dalam bentuk briefing - debriefing, atau pelatihan & indoktrinasi

Referensi :

American Medical Association, (2004).  The Age 60 Rule, Position Paper.

Broach, D., Joseph, K.M., dan Schroeder, D.J., (2003).  Pilot Age an Accident Rates Report 3 : An Analysis of Professional Air Transport Pilot Accident Rates by Age.  Oklahoma City : Civil Aeromedical Institute-Human Resources Research Division FAA.

Hardy, D.J., dan Parasuraman, R., (1997). Cognition and Flight Performance in Older Pilots,  dalam Journal of Experimental Psychology :Applied, Vol , No 4, 313-348. American Psychological Association, Inc.