Minggu, 11 Agustus 2024

Human Error di Penerbangan (2)

 [ Pengertian dan Taksonomi ]

Widura Imam Mustopo

Pengertian

Reason (1990) mendefinisikan human error atau kesalahan manusia sebagai kegagalan dalam melaksanakan tindakan sesuai rencana untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kegagalan tindakan mencapai tujuan tersebut dapat terjadi dalam dua cara berbeda, yaitu: kegagalan bertindak karena rencana tindakannya yang tidak memadai. Atau, rencananya baik dan benar, tetapi tindakan pelaksanaannya tidak tepat (Hollnagel, 2000).

Sebenarnya kesalahan adalah hal yang alami dalam kehidupan manusia. Meskipun tidak diharapkan, namun pada kenyataannya manusia berbuat salah merupakan hal umum terjadi dan luas cakupannya.  Kesalahan manusia terjadi merupakan konsekuensi perilaku hasil interaksi sistem manusia-tugas secara keseluruhan (Rasmussen, 1987). Suatu kesalahan tidak dapat dikatakan semata-mata tanggung jawab manusianya saja, tetapi merupakan hasil dari hubungan manusia dan sistem pekerjaannya.  Kesalahan dapat terjadi sebagai konsekuensi dari hubungan manusia dengan sistem pekerjaan yang makin kompleks.

Error bukan hasil dari suatu jenis perilaku yang menyimpang tetapi merupakan produk alami dari kegiatan manusia.  Jika manusia dapat melakukan tugasnya dengan mudah, mereka mungkin tidak akan salah dalam melakukan pekerjaannya. Namun pada waktu tertentu ia dapat berbuat salah sebagai konsekuensi dari pelaksanaan tugas yang bervariasi, lingkungan yang kompleks, dan faktor individual. Tidak jarang error dilakukan oleh personel yang normal, sehat, kompeten, berpengalaman, dan ketika bekerja ia dilengkapi alat perlengkapan keselamatan dengan baik, namun pada hari itu ia melakukan kesalahan. 

Penting untuk diketahui bahwa terjadinya error tidak acak.  Error terjadi tidak tiba-tiba.  Error merupakan konsekuensi dari beberapa faktor yang mendahului, bisa terkait dengan faktor fisiologis, atau psikologis individu ataupun faktor di luar individu seperti perawatan peralatan, misi dan tugas, serta lingkungan operasional.

 

Taksonomi Kesalahan Manusia

Dalam mengkategorikan error (kesalahan), terdapat beberapa variasi dari sejumlah ahli yang meninjaunya. Ada yang melihatnya dari penyebab kesalahan itu terjadi, ada yang memahaminya dari bentuk kegagalannya, dan ada ahli lainnya yang melihat dari model skill-rule-knowledge based error.

      Berdasarkan Penyebab

Dalam membedakan error berdasarkan penyebab, Whittingham (2004) menyebutkan dua jenis error, yaitu: kesalahan endogen, dan kesalahan eksogen.  Kesalahan endogen terkait dengan penyebab internal yang berhubungan dengan kegagalan dalam proses kognitif (atau berpikir dan penalaran).  Beberapa ahli tersebut mengkaitkan kesalahan endogen dengan sebab-sebab “mekanisme psikologis”. Untuk menjelaskan terjadinya kesalahan endogen, diperlukan pemahaman tentang pengetahuan psikologi, fisiologi atau neurosains.

Sedangkan kesalahan eksogen berhubungan dengan penyebab eksternal yang terkait dengan konteks di mana aktivitas manusia dilakukan. Kesalahan jenis ini berhubungan dengan lingkungan tugas yang potensial dapat menimbulkan kesalahan dalam bertindak.  Dalam kesalahan eksogen mungkin saja perlu pemahaman mengenai proses kognitif sebagai aspek internal yang terlibat, namun perbedaannya dalam kesalahan eksogen, beberapa faktor lingkungan eksternal berperan dalam menyebabkan terjadinya kesalahan. Misalnya dalam situasi di mana orang harus merespon stimulus yang menyajikan informasi yang membingungkan atau saling bertentangan.  Menghadapi situasi tersebut secara mental, menginterpretasi dan mengolah informasi akan menjadi sulit, sehingga dapat terjadi respon yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang direncanakan.

Sebaliknya bila kesalahan endogen yang terjadi, biasanya bukti penyebab eksternal sulit untuk menunjukkan hal ini dengan pasti. Meskipun penyebab kesalahan endogen dan eksogen tampak saling beririsan, namun perlu membedakannya untuk memahami konsep dasar dari kesalahan manusia.  Hal ini penting untuk dipahami karena frekuensi kesalahan eksogen secara teoritis dapat dikurangi melalui perubahan lingkungan eksternal, sementara kesalahan endogen relatif lebih sulit karena membutuhkan beberapa penjelasan lebih detil mengingat penyebabnya ada di dalam diri individu.

      Berdasarkan Bentuk Kegagalan Perilaku

Disamping dibedakan berdasarkan penyebab, sejumlah ahli lainnya membedakan error berdasarkan bentuk kegagalan yang dilakukan individu, antara lain; error of omission, error of commission, dan cognitive task errors (Gracia-Chico, 2006).

1. Error of ommision. Error atau kesalahan bentuk ini ditunjukan operator dengan tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan atau disyaratkan.  Kesalahan ini dapat terjadi karena lupa dan/atau abai melakukan tindakan yang seharusnya. 

2. Error of commision. Kesalahan bentuk ini ditunjukan seorang operator yang melakukan tindakan error.  Kesalahan ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk:

-    Slips, di mana operator memiliki motivasi atau niat yang benar, tapi eksekusinya  salah (tahapan atau urutan eksekusinya salah ; atau, timing saat eksekusi terlalu cepat ataupun terlambat).

-    Error berbasis ekspaktasi yang salah, suatu kesalahan yang terjadi karena salah mengantisipasi situasi, kesalahan bentuk ini umumnya berasal dari kegagalam stituational awareness.

-    Schema, yaitu struktur rangkaian sensorik-motorik yang disimpan dalam memori. Memori ini berguna untuk memandu perilaku secara efisien. Kesalahan akan terjadi umumnya terjadi karena schema di memori belum terbentuk secara utuh dan sempurna.      

    3. Cognitive task errors merupakan kesalahan di tingkat kognitif, antara lain: 

-    Diagnosis terhadap situasi yang tidak tepat. Hal ini bisa terjadi karena salah dalam memproses data, logika yang buruk, informasi yang diinterpretasikan secara tidak benar.

-    Pengambilan keputusan yang tidak didukung oleh informasi yang cukup sehingga terjadi “jumping conclusion” dan/atau ketergantungan pada keterampilan intuitif yang “buruk”.

 

      Berdasarkan Skill-Rule-Knowledge Based Error 

Selain membedakan error dari aspek penyebab dan kegagalan dalam tindakan individu, ahli lainnya yaitu Rasmussen (1982) membedakan kesalahan yang mengacu pada model SRK (Skill-Rule-Knowledge based error). 

1. Skill based error atau kesalahan berbasis keterampilan.  Kesalahan jenis ini umumnya terjadi pada individu yang sudah terampil dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.  Ia mengerjakan tugasnya sudah rutin, sehingga tindakannya sudah otomatis seolah tanpa berpikir. Karena sudah sangat berpengalaman dalam bertindak umumnya mereka mengandalkan intuisinya.  Dalam skilled based error, terdapat dua bentuk kesalahan, slips dan laps.

-    Slips biasanya terjadi karena problem pada atensi, bisa terjadi karena informasi terlalu banyak, atau informasi yang terbatas, atau ada distraksi yang mengganggu atensi.

-    Sedangkan laps terjadi karena lupa yang dapat disebabkan problem psikologis seperti stres atau fatigue. 

      2. Rule-knowledge based error. Suatu kesalahan yang berbasis aturan (prosedur), namun bukan karena melanggar prosedur melainkan karena pengetahuan (tentang aturan) yang terbatas. Hal ini bisa terjadi karena individu belum berpengalaman atau karena individu belum menguasai prosedur yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem.


Daftar Pustaka

Garcia-Chico, J.L. (2006). A human factors analysis of operational errors in ATC : the TCAS case study. Master's Theses. DOI: https://doi.org/10.31979/etd.zcv6-82bc. https:// scholarworks. sjsu.edu/etd_ theses/2999

Hollnagel, E. (2000). Looking for errors of omission and commission or The Hunting of the Snark revisited. Reliability Engineering & System Safety, Volume 68, Issue 2, May 2000, Pages 135-145. https://doi.org/10.1016/S0951-8320(00)00004-1

Rasmussen, J. (1982). Human errors. A taxonomy for describing human malfunction in industrial installations. Journal of Occupational Accidents. Vol. 4, Issues 2–4, September 1982, p. 311-333. https://doi.org/10.1016/0376-6349(82)90041-4

Rasmussen, J. (1987). The Definition of Human Error and a Taxonomy for Technical System Design In: Editors, J. Rasmussen, K. Duncan, J. Leplat. New Technology and Human Error, Ch. 3, pages 23-30. Chichester: Wiley Publisher.

Reason, J. (1990). Human Error. Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1990

Whittingham, R.B. (2004). The Blame Machine:Why Human Error Causes Accidents. Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann.